Skip to main content

Susah Senang Jadi Danus

Nah kali ini aku akan menceritakan pengalamanku jadi danus. Seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya, entah kenapa aku selalu berurusan dengan per-danus-an. Iya sih aku suka jualan. Kalau aku daftar kepanitiaan pengen jadi sie lain, entah kenapa akhirnya keterima di danus. Udah jodoh kali ya? :s
Nah kali ini aku akan menceritakan susah senang menjadi danus. Aku memang cuma pernah 4 kepanitiaan sih jadi danus, tapi aku mau share pengalaman sedikit.
Jadi danus itu harus tahan banting, lebih baik orang yang ekstrovert, nggak tau malu. Jujur aku dulu orangnya biasa aja dan lebih banyak malunya. Tapi sejak jadi danus aku seperti digembleng untuk jadi orang yang nggak tau malu, harus pinter ngomong, pede, dan terutama nih ya, MAU SUSAH.
Nah, kenapa mau susah itu penting? Seperti kita tau kalo cari duit itu nggak gampang, jualan sampe capek hasilnya g seberapa. Belum lagi ngehadapin orang yang tukang tawar akhirnya nggak jadi beli, atau ngehadapin sponsor yang kadang sombong dan cara nolaknya kasar. H- acara danus udah harus kerja keras. Tiap hari rasanya g ada space untuk nggak jualan atau nyari sponsor. Harus kesana kesini, lebih banyak capek fisik sebenernya.
Sebenernya semua sie itu sama pentingnya, sama beratnya. Dan pikiran yang harus dihindari adalah bahwa sie- mu ini adalah yang kerja lebih banyak daripada yang lain, sie- mu ini kerjaannya udah (kayak) yang paling banyak sendiri.
Aku ngerasain sendiri jadi danus itu berat, tapi sayangnya masih banyak yang menyepelekan. Dan kadang danus tidak dianggap sebagai sie konseptor atau sie penting. Lha kalo nggak ada danus, acara yang udah terkonsep dengan baik ya ga bisa jalan orang ga ada duitnya. (Buat yang suka menyepelekan danus, tolong dipikir ulang)
Aku sendiri kadang ngerasa, oh danus tapi tidak seberat sie acara ya, atau yang lainnya. Harus banyak bersyukur, jangan malas, dan jangan sombong.
Di suatu kepanitiaan yang aku ikuti, ada satu sie yang ngerasa superior, merasa kerjaannya paling banyak sendiri, dan mau bantu danus aja susahnya, berkelitnya, malesnya minta ampun. Iya kalo dana yang dibutuhin dikit, lha ini sampe 200juta, danus harus disuruh kerja sampe gimana?
Tapi, senengnya jadi danus temen kamu bakal tambah banyak, minimal kenalan. Selain itu kita bakal tergembleng untuk jadi orang yang tanggung, dan nggak malu untuk "menghadapi dunia luar". Dan tentunya, kita sudah pasti bisa nyari uang sendiri. Kalo nggak mulai mahasiswa belajar cari uang sendiri, terus mau mulai kapan? ;)
Inilah sudut pandang dari seorang danus :)

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora