Skip to main content

Amsterdam, sebuah kota tua

Amsterdam. Apa yang ada di pikiranmu selama ini jika mendengar kata Amsterdam? Dipikiranku, Amsterdam merupakan kota yang hebat, modern, dan karena Belanda pernah menjajah Indonesia sebegitu lamanya, pikiranku adalah, Belanda ini adalah negara yang WOW. Dan pikiran itu langsung lenyap setelah kami tiba di Amsterdam. Kota dengan bangunan tua, selama disana aku tidak menjumpai adanya mall besar, yang ada hanya pertokoan-pertokoan yang berjajar, kota dengan banyak kanal, dan penduduknya menggunakan sepeda-sepeda tua, mungkin seperti yg dipakai di Indonesia wkt jaman penjajahan itu, ya sepeda ontel. Kata tour leadernya mereka memakai sepeda tua karena percuma bagus-bagus, nanti paling dicuri orang waktu diparkir. Lhah!


Memasuki kota Amsterdam

Jadi teringat Indonesia, yang lagi nge-trend dengan sepeda fixie nya :|
Namun, di pinggiran kota Amsterdam saya melihat banyak gedung bertingkat yang modelnya aneh-aneh dan wow sekali. Incredible architect!



Selama saya di amsterdam saya menginap di Park Plaza Hotel di dekat Schipol Airport. Inilah hotel yang menurut saya paling modern-minimalis selama saya menginap di Eropa. Nah, kenapa kali ini kami menginap di dekat bandara Schipol? Karena hotel ini memang salah satu hotel modern yang ada di disana. Hampir semua hotel yang ada di dalam kota Amsterdam adalah hotel tua/bergedung tua. Dan, hotel ini sangat recommended buat yang mau menginap di Amsterdam. Berada di lingkungan yang jauh dari kebisingan kota, tenang, berada di tengah-tengah kolam dan tentunya bisa dengan jelas melihat sunset, karena jarang ada gedung tinggi disekitarnya ;)

Menikmati sunset di Amsterdam @9.30pm

Ya, karena eropa sedang musim panas, selama disana kami seakan merasakan hari yang tak pernah "padam". Jadi matahari baru terbenam sekitar pukul 9-10 malam. Aneh memang rasanya.
Esoknya kami berkeliling kota dan menikmati canal cruise. So, come with me! ;)



Kota Amsterdam dengan bangunan-bangunan tuanya yang masih dipertahankan

Ayooo.. mari kita menikmati Canal Cruise :D

Hard Rock Cafe Amsterdam yang kecil :|











Di depan pabrik pembuatan Heineken

Ternyata seperti itu Amsterdam. Tidak hingar bingar seperti Jakarta. Hampir tidak ada gedung modern di kota. Udaranya yang (sangat) dingin dan berangin, karena berada di tepi pantai. Bahkan di volendam, ada daerahnya yang dibawah permukaan laut.
Ya, hari esoknya kami berkunjung ke tempat pembuatan clog (klompen) and cheese. Ditivi saya melihatnya seperti sesuatu yang wah dan wajib dikunjungi kalo ke Belanda.
Ternyata.... aduh ngebosenin banget! :|
Komentar saya waktu kesana ,"oalah gini thok ta?". Nothing special.
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Volendam. Ini yang wajib u/ kalian kunjungi!
Di Volendam atau kota nelayan kecil di pinggir negara Belanda ini ada tempat yang terkenal sekali u/ foto dengan memakai baju khas belanda. Di volendam juga banyak toko souvenir yang lucu-lucu. Hal yang wajib kalian beli disana ada merchandise resmi I amsterdam. Agak mahal sih, tapi unik banget!
Dan aku masih terngiang-ngiang saat di Volendam kami makan siang di Hotel Spaander dengan menu roti, fish and chips, dan ice cream. Aduh, saya jatuh cinta pada fish and chipsnya. Menurut saya itu adalah masakan ikan yang paling enak yang pernah saya makan!

Volendam Main Street
( From Trip Advisor )

Di Volendam. Persis di pinggir negara Belanda. Di belakang saya sudah laut, dan di deretan depan saya adalah rumah-rumah yang tingginya di bawah permukaan laut, jadi jalanan lebih tinggi daripada rumah. Luar biasa!


Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora