Skip to main content

Bromo, lukisan Tuhan yang nyata

Tadi malam pukul 22.00, saya, ayah saya, nenek saya, dan adik nenek saya beserta suaminya melakukan perjalanan ke Gunung Bromo. Perjalanan ke Gunung Bromo dapat ditempuh melalui 3 jalur, lewat Probolinggo, Pasuruan, dan Nongkojajar. Tadi malam kami memutuskan untuk lewat jalur Nongkojajar karena memang sebenarnya lebih dekat dengan Malang. Namun ternyata jalurnya terlalu curam, dan karena sudah malam dan gelap, kami kurang begitu jelas mengetahui bahwa kiri kanan kami adalah jurang. Akses jalannya kurang memadai dan terlalu sepi, lewat hutan-hutan dan hampir tidak ada orang yang bisa ditanyai ke mana arah menuju Bromo, tapi untungnya kami akhirnya tiba di Bromo dan diantarkan menuju penginapan yang merupakan rumah warga yang disewakan. Memang tidak terlalu bagus, tapi bersih dan nyaman. Kami tiba di penginapan sekitar pukul 1 pagi dan beristirahat 2 jam, untuk kemudian jam 3.15 dijemput oleh supir/guide dengan menggunakan kendaraan Hard Top nya. Disana, mobil pribadi dilarang naik, selain karena medannya yang susah juga karena jalanan dibuat dari swadaya masyarakat. Sopir Hard Top yang saya sewa menceritakan bahwa jalanan itu dibuat dengan mengerahkan seluruh tenaga masyarakat dan dibuat dengan sederhana menggunakan linggis dan pacul. Luar biasa!
Kemudian pukul setengah 4 pagi kami tiba di penanjakan untuk melihat sunrise di view point. Saya akan men-share beberapa foto yang saya ambil disana

Saya bersama keluarga
Menantikan sunrise
Indahnya dunia ini
Saya dan garis kemerahan awal mulai sunrise


Matahari mulai memancarkan cahayanya
Salah satu foto yang saya kirimkan pada @barrykusuma

Lukisan Tuhan
 
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Lautan Pasir dan saya memberanikan diri untuk mendaki Gunung Bromo sendiri karena penasaran melihat kawahnya secara langsung. Memang amat melelahkan karena harus mendaki 250 anak tangga, namun sangat sebanding dengan keindahannya.

  
Kawah Gunung Bromo

Lelah yang saya rasakan terbayarkan dengan keindahan kawah yang saya lihat


Puluhan orang menikmati indahnya kawah Gunung Bromo
Foto yang diambil oleh tukang kuda di depan Pura
Ternyata yang lebih indah ada di negeri sendiri
Dan gara-gara perjalanan ini saya semakin tertantang untuk pergi ke tempat-tempat indah lain di Indonesia. Ternyata yang lebih indah dan cantik ada di negeri sendiri. :)

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora