Selamat tahun baru semuanya. Akhir tahun kemarin sampai awal tahun ini aku disibukkan dengan UAS dan pembuatan proposal tugas akhir. Tugas akhir ini semacam skripsi. Seharusnya memang tugas akhir ini dikerjakan semester 6 atau 7, tapi kebijakan fakultasku memang dikerjakan mulai semester 5 agar semester 7 nanti sudah fokus. Enak juga sih sebenernya. Apalagi kalo cepet sidang TA. Cepet jadi sarjana :)
Jadi libur semester genap 6 bulan lalu aku memang sudah ikut penelitian dosen, jadi ikut penelitian dulu, lalu proposal TA nya menyusul. Jujur waktu itu aku nggak ngerti apa-apa, apalagi dalam pembuatan TA yang nggak kelar-kelar dan aku awalnya merasa bahwa penelitian yang aku ambil ini termasuk ribet dan susah. Aku mengambil TA dari lab Faal. Ya Faal, yang termasuk dalam kategori "tidak mudah".
Enam bulan kemarin rasanya aku digembleng habis-habisan, bagaimana caranya harus mengerti bahan yang segitu susah dimengertinya, baca-baca jurnal Bahasa Inggris yang FYI aku baru baca jurnal-jurnal Bahasa Inggris gara-gara TA ini. Dulu sempat ada penyesalan. Sampai aku mikir ,"Tuhan, kenapa takdirku ngambil lab Faal? Kenapa aku dimasukkan di keadaan yang sangat sulit seperti ini, dan beberapa kali aku sempet nangis gara-gara aku nggak ngerti dan tidak menemukan hubungan aterosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh darah, dengan variabel resistensi insulin yang aku teliti. Dan bulan Desember minggu kedua, 4 minggu sebelum deadline pengumpulan proposal, dosen pembimbingku mengatakan bahwa variabel yang aku teliti ini harus diganti karena aku tidak mengukur glukosanya. JEDAR! Rasanya seperti disamber petir di siang bolong kala itu, apalagi dosenku rasa marah atau kecewa gara-gara aku lupa ngukur glukosanya.
Nangis? PASTI. Secara aku cuma punya 4 minggu untuk mengganti semuanya, dan 2 minggu aku harus UAS, berarti aku cuma punya 2 minggu buat mengganti semua konsep yang telah kupelajari, dan aku akhirnya mengambil variabel HDL. Lagi-lagi aku bertanya ,"Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa lagi-lagi aku mengalami hal yang aku rasa berat banget buat aku tanggung?" . FYI, aku bukan mahasiswa yang rajin atau pinter, lebih ke pemalas dan biasa-biasa aja, sedangkan yang ngambil lab Faal itu mahasiswa yanng pinter-pinter, niat-niat, lha aku?
Beberapa hari aku "bersemedi" di lab Faal untuk baca-baca TA kakak kelas untuk menemukan hubungan aterosklerosis dengan kadar HDL. Dan Tuhan lagi-lagi menunjukkan jalanNya. Kerangka konsepnya lebih mudah dan jelas, tidak seperti resistensi insulin yang terlalu panjang dan njelimet. Sekarang aku tau bahwa Tuhan pengen aku belajar lebih tentang aterosklerosis dan dampak-dampaknya, dan Tuhan bahkan tau kalo aku bakal kesusahan kedepannya kalo tetep pake variabel resistensi insulin, makanya Dia suruh aku ganti variabel secepat mungkin. Thank God! :)
Comments
Post a Comment