Skip to main content

Bukankah hidup untuk mencari kebahagiaan?

Kadang, aku heran dengan orang-orang yang seenaknya sendiri berpendapat tanpa berkaca pada diri mereka sendiri, bahkan mungkin aku salah satu dari orang-orang tersebut. Ini tentang kebahagiaan, dimana setiap orang punya caranya masing-masing untuk meraih kebahagiaannya sendiri. Ada yang dengan membawa novel fantasi seharian mereka merasa bahagia, ada juga yang tidak mengerti esensi dari membaca novel fantasi. Ada yang dengan menulis mereka merasa bahagia, dan ada juga yang tidak memahami keasyikan dari menulis. Terutama juga soal cinta. Semua tahu bahwa cinta tidak bisa di logika. Banyak dan sering kali diantara kita mengatakan "buat apa sih kamu sama dia?buang-buang waktu" atau "kamu bisa kok nyari yang lebih baik dari dia". Ya, pendapat orang yang tidak sedang merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Ini bukan mengenai mana yang benar dan mana yang salah, mana yang buang-buang waktu, mana yang tidak. Ini mengenai kebahagiaan. Orang tua sering merasa bahwa mereka lebih tau apa yang bisa membuat anaknya bahagia, namun salah. Orang tua sering memaksakan, sehingga berakhir keliru dan bukannya membuat sang anak memiliki waktu/kegiatan yang membahagiakan, malah akan buang-buang waktu. Apa yang kita cari di dunia ini selain kebahagiaan? Kamu mencari banyak uang untuk apa kalau tidak untuk kebahagiaan? Kamu berkeluarga untuk apa kalau tidak mencari kebahagiaan? Apa yang terkesan wah/bagus belum tentu mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan itu kita yang rasakan, orang lain tau apa? Jadi, berbahagialah dengan cara kalian masing-masing.. Ini hidup kalian bukan hidup untuk membahagiakan atau pencitraan kepada orang lain:)

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora