Skip to main content

You are braver than you believe

Malam ini aku ingin bercerita mengenai betapa kita ternyata lebih dari apa yang kita pikirkan. Aku dulu adalah orang yang berpikir bahwa aku ini ya gini ini, mana kuat melakukan ini, mana berani seperti itu. Dan setelah menjalani semuanya aku merasa diriku sendiri hebat, untuk pencapaian diriku sendiri. Misalnya nih dulu aku mikir, pasti aku capek jaga ding dong ding dong. Kenyataannya? Terlewati aja tuh. Atau hal yang kuceritakan kemarin, aku nggak berani jaga IGD. Kenyataannya sekarang? Woles aja mau jaga. Aku benci pasien trauma (kecelakaan) dan benci jahit menjahit. Kenyatannya sekarang? Ya hadapi saja, masa mau pilih-pilih pasien. Awalnya aku seperti itu, tapi aku merasa aku nggak bisa kayak terus. Aku nggak merasa aku hebat karena aku bisa menangani pasien trauma atau bisa jahit luka. Tapi aku merasa hebat karena aku yang sekarang adalah progress yang sangat baik dibandingkan aku dua bulan lalu. Kadang-kadang hidup membawamu ke zona-zona yang tidak nyaman, zona-zona yang membuatmu harus melawan dirimu sendiri, melawan ketakutanmu sendiri. Hadapi saja apa yang ada di depanmu. Aku merasa khawatir atau takut akan sesuatu? Jelas kurasakan. Aku adalah orang yang khawatiran akan hari esok. Misalnya aku akan maju presentasi kasus besok, dari malam ini aku tidak tenang dan bisa-bisa mempengaruhi moodku sekarang. Tapi saat hari H presentasi? Semuanya berjalan lancar.

Kunci pertama yang harus kulakukan adalah doa. Segalanya bisa berubah dengan doa, paling tidak kamu akan merasa lebih tenang dan nyaman. Serahkan semua kepada-Nya, dan tidurlah dengan tenang. Selalu minta bimbingan-Nya dalam setiap tindakan yang akan kamu lakukan. Dan Tuhan benar-benar membuatku keluar dari zona nyamanku agar aku diberikan hal yang lebih baik untuk hidupku.
Ingat juga bahwa banyak orang yang menyayangimu dirumah dan ingin melihat keberhasilanmu.
Di luar comfort zone, pasti ada progress baik yang akan kamu dapatkan.


Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora