Skip to main content

Winter, let's be friends

Kadang memang apa yang kita punyai baru keliatan berarti waktu udah nggak ada. Kali ini saya mau cerita tentang musim dingin alias winter. Di Indonesia (Puji Tuhan) kita cuma punya musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang waktunya kadang susah untuk bisa diprediksi. Kadang panas kadang hujan. Tapi seenggaknya kita nggak perlu beli baju banyak untuk memenuhi kebutuhan musim kemarau atau musim penghujan. Sama aja bajunya, sama aja keperluannya, sama aja aktivitasnya, alias nggak ngaruh. Tapi, bagaimana dengan negara yang punya 4 musim? Hmmm.. pastinya pengeluaran bertambah karena harus beli baju tambahan untuk menyesuaikan setiap musim. Perjalanan ke Korea dan Turki kemarin membuat saya banyak-banyak bersyukur di rumah saya di Malang udaranya sejuk, banyak matahari, dan nggak bikin kulit jadi rusak karena terlalu kering udaranya. Perjalanan bulan Januari ke negeri 4 musim memang bikin kita rasanya kayak "hunger games", gimana caranya bertahan dan terus berjalan hehehehe.

Saat saya ke Turki, Puji Tuhan badainya baru berakhir. Tapi tetep aja, dinginnya ga mufakat. Berkisar antara 6 sampai minus 2 derajat di pertengahan Januari. Dan real feel-nya bakal lebih dingin kalo ada angin, hujan dan ga ada matahari. Sungguh, melihat matahari dan merasakan hangat sinarnya adalah hal yang langka. Rasanya waktu saya datang di hari pertama di Istanbul untuk langsung explore kota, ditengah hujan rintik-rintik, dan berusaha untuk menyesuaikan dengan udara adalah antara seneng bercampur dengan sakitnya bernafas di tengah udara dingin. Saya jadi takut untuk minum banyak juga daripada ke toilet terus. Kenikmatan yang haqiqi adalah ketika malam hari bisa mandi dan berendam air hangat sebelum tidur. Rasanya semua keletihan seharian melawan udara dingin hilang semua hehehhe. Di Turki, muka saya jadi timbul banyak jerawat, kering juga, huhuhu. Enaknya tapi baju bisa dipakai beberapa kali karena nggak keringetan.. dan hey.. coat membuat kita terlihat kurus dan keren!

Dingin makin nggak mufakat lagi ketika saya ke Korea di akhir Januari. Dinginnya bukan lagi diatas nol, tapi udah dibawah nol dan nggak pernah enggak. Hiks. Saya waktu itu sempat mikir, ah udah terlatih lah selama 10 hari di Turki, palingan sama aja dinginnya. Ternyata saya salah. Jalan-jalan ditengah terpaan udara minus 6 (atau kalau pagi hari pernah sampai minus 14)  rasanya muka udah kayak ditampar berulang kali, jerawat makin ga terkendali, gigi gemertakan, hidung sakit, selalu happy kalo liat heater di tengah jalan, dan rasanya harus ngantongin hot pack karena gatau apalagi yang buat pegangan. Yang paling epic adalah ketika saya dan teman-teman ke Everland. Everland luar biasanya menyenangkannya, kalo ga pake adegan ngantri sambil kedinginan. Makin malem makin ga mufakat dinginnya. Jalan aja rasanya ga sanggup. Hebat sih tapi bocah-bocah yang kuat main disana sampe malem-malem. Mungkin udah makin tua nih makanya makin ga kuat.

Tiap liat ada matahari rasanya pengen disitu aja nggak mau pindah. Cuma karena ada sinar (yang nggak terik sebenernya) itu hangatnya udah luar biasa. Enaknyaaaa! Rasanya  keluar kamar dan harus jalan-jalan ketika winter adalah.. haruskah aku menghadapi drama kedinginan ini lagi?
Salut juga sama cewek-cewek korea yang sanggup pake bawahan tipis (katanya sih tren) kalo saya sih ogah demi tren. Kaki rasanya mau beku!

Oh ya saat di Korea saya memutuskan beli heattech atasan lengan panjang dan legging. Bisa beku mungkin kalo saya pake ini ahahahahha. Maklum anak tropis. Heattech ini ngaruh banget kok, beda sih sama baju lengan panjang biasa atau legging biasa. Dan jangan coba-coba pakai heattech ketika suhu 20, bisa gobyos 😂. Selain heattech, mungkin sedikit tips dari saya adalah pakai sepatu dan kaos kaki yang nyaman (dan panjang), beli sarung tangan yang bisa sentuh layar hape (ya walaupun biasanya lebih tipis dari sarung tangan yang lebih layak, tapi hey siapa mau lepas sarung tangan buat main hape terus menerus?), payung, mosturizer wajah yang sangat melembabkan, lip balm dan suncreen SPF tinggi. Muka saya gosong loh padahal nggak terlalu (merasa) main banyak dibawah terik matahari.

Sekian sharing saya mengenai bertahan hidup di tengah winter. Semoga berguna bagi kalian yah.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora