Skip to main content

My engagement day: The story behind and some tips

Bulan Maret dan April 2018 adalah bulan ter-hectic bagi saya. Kenapa? Karena di saat Maret dan April saya harus mempersiapkan untuk ujian masuk S2 dan juga persiapan acara tunangan. Yang namanya mood mempersiapkan pertunangan sama sekali nggak ada karena memang saya masih fokus untuk ujian-ujian. Sayangnya, pengumuman penerimaan mahasiswa baru hanya berselang seminggu sebelum acara pertunangan. Dengan keadaan saya dan pacar yang juga LDR, mengharuskan saya untuk mandiri dan mengurus semuanya sendiri. But I'm happy being like an event organizer. Dari membuat rundown acara, janjian dengan band, fitting baju, memilih makanan, kontak dengan MUA, kontak dengan MC, kontak dengan dekor, kontak dengan fotografer, dan lain-lain,serta saya mengatur semuanya hanya lewat WA.


H-1 bulan dari acara saya mulai "digupuhi" kalo dalam bahasa Jawa. Bahasa Indonesianya mungkin diingatkan kalo ini sudah mepet. Jujur saya ga mood, karena ujian saya dilaksanakan juga masih H-2 minggu sebelum acara. Jadi saya mengurus apa yang bisa dicicil, misalnya memesan cincin. Ya, saya memesan cincin memang H-1 bulan, dan untungnya toko emas yang saya tuju (dan langganan keluarga sih emang) bisa menyanggupi untuk membuatkan sebulan. Jari saya pun diukur, dan disaat yang sama saya suruh pacar saya untuk ke toko emas terdekat disana untuk mengukur jarinya. Jadi, saya memesan cincin untuk pacar saya hanya berdasarkan kepercayaan dan ke-gambling-an hehehe.

H-2 minggu acara yang mana setelah saya ujian, saya masih belum menemukan euforia bahagia untuk mengurus semua karena memang masih menunggu hasil seminggu lagi.

H-1 minggu acara pengumuman pun keluar, saya dinyatakan lolos. Puji Tuhan. Dan detik itu juga saya langsung terbirit-birit untuk mengurus semuanya. Seserahan belum beres (dan masih belum diserahkan ke vendor kotak seserahan), mengambil cincin, fix-in menu makanan, fix-in penginapan untuk keluarga, mengingatkan MUA,band, dan juga dekor, dan lain-lain.

Beberapa hari sebelum acara akhirnya pacar saya pulang dan di hari yang sama dia pulang, saya dan dia langsung menyelesaikan masalah angsul-angsul dan seserahan serta menyerahkannya ke vendor kotak seserahan. Semuanya berjalan cepat karena saya juga harus membelah diri untuk daftar ulang..Akhirnya merasakan super sibuk tapi menyenangkan.

Contoh angsul-angsul

H-1 saya masih mini meeting dengan band. Mengerahkan bantuan sepupu-sepupu saya untuk jadi panitia. Bahkan saya tidur malam dan bangun jam 5 pagi pada hari H untuk memantau dekor.

Dan hari H saya pasrah. Saya udah nggak bisa mikir lagi dari pagi. Saya siapkan hati dan mental saya untuk acara ini. Saya percaya semuanya pasti berjalan baik dan lancar walaupun saya tidak bisa jadi person in charge untuk mengatur semuanya di hari itu. Dan puji Tuhan semuanya berjalan baik dan lancar. Saya puas dan sangat sangat sangat berterimakasih untuk semua vendor yang sudah banyak membantu dan berpartisipasi menyukseskan acara ini hehehe.

Tips untuk menyelenggarakan acara lamaran tanpa EO (di Malang)

  1. Kamu harus suka menjadi panitia dan sibuk mengurusi suatu acara. Kalo kamu suka, semuanya pasti berjalan lancar dan menyenangkan.
  2. Venue ini penting banget. Kenapa? Karena ini menentukan sebanyak apa tempat itu di dekor yang mana pastinya berhubungan dengan budget. Baik dirumah atau diluar sama baiknya, tapi saya dan keluarga memutuskan diluar rumah karena kami malas beres-beres rumah sebelum dan sesudah acara. Pertimbangan kami jika dirumah juga harus membuat dekor yang lumayan. Akhirnya diputuskan di luar rumah, yang mana tidak perlu menyewa venue namun memesan makanan disitu, jadi jatuhnya beli per pax. Saya memilih The Shalimar Boutique Hotel karena udah bagus, banyak tempat foto-foto, makanan enak, dekor bisa minimal (hanya backdrop untuk di panggung).
  3. Pastiin toko emas yang kamu pilih bisa membuat cincin pertunangan idaman jadi nyata, dan harus tau berapa lama waktu yang mereka perlukan untuk membuatnya. Bervariasi antara 2 minggu-2 bulan (saya bisa seminggu karena kenal hehehe). Toko emas rekomendasi saya di Malang adalah Toko Emas Sekar Sari di Jalan Pasar Besar Malang. Harganya oke dan bisa membuat cincin seperti yang saya dan pacar saya inginkan (hanya bermodalkan model foto cincin yang di print).
  4. Buat rundown acara dengan detil. Siapa PIC di setiap acarinya. Minta tolong saudara untuk membantu jadi PIC. Nyatanya, rundown akan terus berubah hingga H-1 hehehe.
  5. Untuk MC saya pakai Pak Tito yang kebetulan sudah kenal dengan keluarga saya, beliau sangat sangat hebat untuk membuat acara hidup, dan beliau nggak ribet perlu meeting H-1.
  6. Band saya memakai yang biasa mengisi di The Shalimar Boutique Hotel. CP Nya adalah has nanda. Band ini oke banget dan superti yang saya harapkan. Boleh e-mail saya jika mau kontaknya.
  7. Pastikan kamu sudah pernah test food makanan yang akan disediakan. Dan makanan di The Shalimar Boutique Hotel enak semua. Tamu semua puas. Minuman khas-nya yaitu ice lemon grass juga disukai tamu. Pastiin kitchen juga siap sedia jika kita mau menambah menu. 
  8. Jujur saya gambling untuk masalah MUA, karena sebelumnya saya tidak pernah pakai MUA yang saya pilih yaitu Mbak Ollen, tapi saya punya feeling kuat bahwa akan cocok. Oh ya saya tau Mbak Ollen dari Instagram. Ternyata bener, saya cocok banget di make up in Mbak Ollen karena beliau bisa bikin cantik tanpa merubah muka saya. More natural more better, karena kita istilahnya kan bakal dikenalkan ke keluarga besar calon juga, jadi pastikan jangan berlebihan.
  9. Pakai baju yang nyaman, yang kamu banget. Kalo ini memang saya sudah menyiapkan dari 6 bulan sebelumnya. Dan saya dibuatkan oleh Tante Win. Gila sih, semua muji baju saya. Tante Win emang terbaik! Beliau bisa mengakomodir keinginan saya sebagai korban kebaya ala-ala di Instagram dengan harga yang jaaaaaauuuhh daripada yang ada di Instagram. Ini harus disiapkan bener sih waktu untuk pembuatan bajunya.

  10. Untuk seserahan (dengan dana yang diberikan oleh calon suami kepada calon istri) saran saya sih, rajin-rajin cari di shoppee atau instagram kalo mau cari make up dan perlengkapan mandinya hehehe. Dapet murah dan banyak. Jangan juga terlalu berlomba (dengan yang ada di Instagram) untuk membeli make up/skin care sebanyak-sebanyaknya dan semahal-mahalnya, karena setelah H+ acara kamu akan mikir sendiri, ngapain sekarang barang-barang sebanyak ini, bingung juga pakenya (kalo kebanyakan).Pastiin yang kamu perlu banget. Calon suami juga pasti seneng kalo kita nggak "boros" hehehe.
  11. Untuk dekor juga saya dapet dari Instagram yaitu Rilis Dekor. Gilaaaaaa sih ini bagus paraaaah kok bisa ya punya ide bikin sebagus itu dan sesuai dengan yang saya mau padahal nggak perlu sketch atau gimana-gimana. LOVE BANGET!

  12. Untuk foto dan videografi saya memang udah harga mati pengen pake Reza Prabowo Photography. Duh, mereka hasil fotonya keceeee parah. So helpful, terniat banget kalo foto-foto ampe ndlosor-ndlosor.


  13. Semuanya harus di budgeting. Pengeluaran terbanyak pasti makanan ya dan kalo kamu agak banyak mau seperti saya, pasti banyak juga di foto dan videografi. Atau ada juga yang lebih suka untuk fokus dana ke kebaya, yang penting pilih di vendor yang paling kalian ingin fokuskan, bukan semuanya (kecuali kalo anak raja hehehe).
  14. Merasa sungkan karena keluarga besar pada dateng buatmu juga pasti. Pastikan tamu-tamu yang datang merasa sangat disambut dan dijamu, nggak harus mahal, tapi kalo soal makanan, tempat, udara (jangan sampe kepanasan), dan penyambutan keluarga emang harga mati yang harus baik.
  15. Stres itu pasti apalagi mengurus semua sendiri. Please, kamu harus relax pada saat hari H dan percayakan semua kepada saudara-saudara yang sudah kamu minta tolongin jadi PIC.
Sekian behind the scene dan tips sotoy dari saya untuk acara lamaran. Semoga bisa membantu kalian yang akan mempersiapkan acara lamaran hehehe.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora