Skip to main content

Johor Premium Outlet: is it worth a visit?

Pada postingan saya kali ini, saya akan bercerita mengenai pengalaman saya ke Johor untuk pertama kali. Alasan saya ke Johor cuma satu, tergoda sama Johor Premium Outlet. Saya sudah pernah ke Premium Outlet di US yang harganya murah-murah gilak. Untuk gambaran, saya dapet casing hp Kate Spade cuma 13 USD (udah di diskon 70% dari harga aslinya). Jadi, pergilah saya ke Johor via Singapura.

Perjalanan di mulai dengan ketidaktahuan saya mengenai bagaimana cara ke Johor dari Singapura. Cerita selanjutnya mengenai cara ke Johor via Singupura akan saya bahas di post selanjutnya. Saya tiba di Johor sebenernya cukup siang yakni jam 13.00, tapiiiiiii antri imigrasinya membuat saya baru sampai di JB sentral jam 16.30. Hey, thank you dear malaysian custom atas tidak adanya pengaturan yang membuat saya himpit-himpitan dan kelaparan hanya untuk antri imigrasi 3 jam. Memang, volume manusia yang mau masuk Johor lagi tinggi karena Hari Raya, tapi bisa kali diatur dengan baik dan adil. Akhirnya lolos dari imigrasi saya langsung naik taksi ke Johor Premium Outlet karena saya sudah lelah.

Sampai disana, saya cukup "kaget" karena ternyata tidak sebesar Premium Outlet di US. Okelah. Saya masuk satu persatu ke tokonya. Untuk brand lokal macam Padini dan Vincci harganya okeeee bangeeeet! Silahkan memborong sebanyak-banyaknya karena rata-rata baju di Padini sekitar 29-59 RM. Sepatu di Vincci juga sekitar 39 RM. Dan saya dapet kacamata hitam cuma 17 RM aja dengan good quality.

Hunting pun berlanjut dan saya masuk toko Fossil. Ada satu tas kecil yang dulu saya pernah lihat di Premium Outlet US harganya 50 USD. Lha kok saya lihat disitu, setelah harga diskonnya kalo dirupiahin masih sekitar 2 juta? Oke deh bye. Lanjut saya masuk ke toko Kate Spade. Eh saya nemu casing yang sama seperti yang saya beli seharga 13 USD. Disitu harganya 220 RM belum diskon 50%, jadi kalo dirupiahin masih 385ribuan. Oke deh bye lagi. Lalu saya iseng lihat tasnya. Kok semuanya diatas 2200 RM belum diskon 50%. Kalo diskon masih diatas 2 juta rupiah dong huhuuhu.. FYI, di Premium Outlet US tas Kate Spade around 70 USD semua. Ya iyalah lha wong pusatnya disono wkwkwkkw

Saya pun langsung ga minat deh masuk toko-toko yang lain soalnya masih mahal sih hehehe. Lalu saya pun memutuskan untuk segera ke hotel dengan naik taksi (lagi-lagi karena sudah terlalu lelah) dan dapet taksi atau grab disitu susahnya minta ampun (saya pulang sekitar jam 9 malam). Saya menginap di Citrus Hotel (deket JB sentral). Katanya ini hotel sejuta umatnya orang Indonesia. Lokasinya pun deket sama tempat makan dan JB sentral, ga perlu naik kendaraan lagi, tinggal nyebrang jembatan penyebrangan aja. Citrus Hotel oke lho dan petugasnya ramah-ramah. Yang paling penting dari Citrus Hotel adalah dia berada di depannya warung Nasi Kandar yang kalian waaaaaajiiiibbb banget nyobain. Puas-puasin deh maakan nasi lemak, roti canai, atau teh tarik. Harganya murah, pelayanannya cepet lagi.

Citrus Hotel

Warung Nasi Kandar
Roti canai, teh tarik, dan nasi lemak

Es limau
Besoknya saya pun sudah check out dari Citrus Hotel untuk balik lagi ke Singapura. Gimana caranya balik ke imigrasi dari Citrus Hotel? Tinggal naik aja tangga yang ada di sebelah warung Nasi Kandar, terus nanti tembus mall, lalu cari jembatan penyebrangan ke JB sentral, nanti ada penyebrangan lagi deh ke imigrasi.

Bagi yang nggak tertarik untuk ke tempat permainan di Johor, mungkin Johor Premium Outlet bisa jadi pilihan. Tapi..... harus pinter-pinter milih barangnya, karena in my honest opinion, disana barangnya ga semurah itu, kecuali untuk brand lokal. Kalo ke Johor tujuannya cuma ke JPO, I think that these outlets are really not worth the time or effort to get to. Tapi kalo emang lagi sekalian keliling-keliling Johor ke tempat lain, ya masih okelah kesana.

Okeeee... Selamat berlibur!

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora