Skip to main content

Mengendalikan Selfish

Hari ini aku ada acara TOT Krima. Itu seperti acara training atau motivation gitu buat para panitia Krima. Krima itu sejenis ospek di kampusnya. Yang ngasih training itu namanya Mas Dicky. Dia angkatan 2005. Dia cerita kalau setiap kita ikut kepanitiaan, itu selalu ada dua kepentingan yang bertabrakan. Itu pasti. Misalnya disaat senin harus ujian, sabtu masih harus ikut kepanitiaan. Dan musuh terbesar kita adalah selfish. Kenapa? karena kalo kita selfish, pasti kita mengutamakan kepentingan kita diatas tanggung jawab kita. Pada dasarnya setiap orang punya kepentingan masing-masing. Tergantung orang tersebut selfish atau tidak. Serta bagaimana cara kita "melayani" orang lain dl, sebelum memikirkan diri kita sendiri. Dan Tuhan rasanya langsung memberi aku contoh nyata tentang hal ini. Di jalan waktu pulang TOT, ada mobil yang nggak sabaran dan berniat nyelip aku dari kiri waktu kita sama-sama nunggu giliran nyebrang di pertigaan. Dan karena aku yang maju duluan (karena memang aku yang di depan wkt itu), dia kayak nggak terima, dan nge-dem aku trs dan nglaksonin aku seakan-akan aku maling. Dia berusaha nyelip aku, dan akhirnya aku ngalah aja, eh taunya dia orang satu perumahan sama aku juga tapi beda blok. Disini bisa dilihat bahwa dia sangat-sangat selfish. Dia merasa satu-satunya org yang punya kepentingan. Dan dia bahkan mau nyerobot, padahal belum gilirannya. Kasian, mungkin dia dulu nggak pernah dapet pelajaran PKN. Dan kata-kata Mas Dicky bener-bener nancep di kepalaku sampai sekarang :)

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora