Skip to main content

Konser Sheila on 7. Inilah yang ku tunggu dari lama


Sheila on 7. Sebuah band yang berdiri di antara tahun 1998. Ya, waktu itu aku masih SD, masih kecil, dan sudah mendengarkan lagu-lagu Sheila On 7. Mungkin aku salah satu penggemar Sheila on 7 yang dari kecil menyukai lagu mereka hingga tumbuh dewasa seperti ini. Jadi inget dulu waktu SD tiap pulang sekolah suka beli pin Sheila 0n 7, beli kartu bebas edisi Sheila On 7, beli majalah Gaul dan segala sesuatulah yang berbau Sheila 0n 7. Dan kelas 4 SD aku minta dianterin nonton konser Sheila on 7 sambil dianterin kedua orang tuaku, rasanya aneh juga anak kecil udah nonton yang begituan. Dan setelah beranjak tua begini, akhirnya aku bisa nonton mereka lagi sama temen-temenku. Ngeliat penampilan mereka rabu malam kemarin bener-bener bikin aku excited dan lompat-lompat saking senengnya. Dari lagu lama sampai lagu baru dibawain. Sahabat sejati, Dan, Kisah Klasik Untuk Masa Depan, Itu Aku, Melompat Lebih Tinggi dan lagu lainnya. Masih kurang puas walaupun malam itu mereka sudah membawakan 16 lagu. Keringat bercucuran dan panas tak lagi kurasakan. Inilah yang kuinginkan sejak lama. Rasanya semacam ada kerinduan. Aku benar-benar merasa menjadi diriku sendiri. Tak peduli kiri kanan, tak peduli besoknya aku ujian (dan FYI aku bener-bener nggak bisa ngerjain ujian karena nggak belajar), tak peduli ada mas-mas sebelahku yang mendelik dan mau nyocotin aku gara-gara aku lompat-lompat dan nyenggol pacarnya. Walaupun aku tidak resmi mendaftar sebagai Sheilagank, tapi mereka selalu ada dihati. Mereka band yang timeless banget dan menurutku nggak ada band yang sebagus mereka. I heart you Duta, Eross Candra, Adam, dan Brian.

Comments

  1. menyukai ini ^^
    salam kenal,
    dahsyatnya gemuruh penonton @Sakri, tak terlupakan...
    mas duta bilang : tq "Ngalam" 4 making @sheilaon7's night worthwhile.. see you guys again soon.. amiin

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora