Skip to main content

Indonesia

Aku termasuk orang yang beruntung. Kenapa? Karena aku dilahirkan di negara yang indah, Indonesia. Jujur, sebelumnya aku tidak mensyukuri hal ini, ya seperti yang kalian tau sendiri, negara ini nggak maju-maju karena pemerintahannya yang... gitu deh. Aku mau sharing tentang hal kecil seperti musim. Indonesia berada di daerah tropis yang mana cuma punya 2 musim, musim kemarau dan musim hujan. Tapi sekarang di musim kemarau pun kadang suka turun hujan, di musim hujan juga kadang suka kering, nggak jelas, mungkin karena dampak pemanasan global kali ya? (--")
Tahun lalu waktu summer aku berkesempatan ke beberapa negara di Eropa. Judulnya sih summer, tapi tetep aja dingin. Apalagi Amsterdam tuh, summer tapi suhunya sekitar 12 derajat celcius, belum lagi anginnya yang kenceng, untung aku nggak ikut terbang #halah . Kemudian seorang kenalan di Paris mengatakan kepadaku ,"if you come back here one day, please bring me the sun". Kata-katanya simpel, tapi akan kuingat selamanya, dan kalimat itu membuatku jadi bersyukur.
Dan Januari kemarin aku berkesempatan merasakan winter di Cina. Jadi pikir ulang kalo mau liburan pas winter. Dengan suhu rata-rata 4 sampai dengan -9 derajat celcius sudah membuatku beku dan nggak kerasan, apalagi di negara yang suhunya dibawah itu ya. Rasanya mau keluar aja males. Belum lagi kalo hujan dan angin. Wah, melambaikan tangan ke kamera deh.
Banyak orang di Indonesia yang tinggal di luar negeri dengan berbagai alasan, tapi aku bingung beneran sama orang yang bangga tinggal di luar negeri. Kalo bagiku sih, negeri ini indah, nyaman, cantik, pas, dan dikelilingi oleh orang-orang tersayang, se-adat, dan rata-rata kebiasaannya sama. Udaranya sejuk sepoi-sepoi, bisa pake kaos dan celana pendek, ga terlalu perlu pendingin dan pemanas ruangan, dan setiap hari bisa merasakan panas matahari yang 'pas'. Dan kesimpulannya adalah I am proud to live in Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora