Skip to main content

Setting spray for oily skin

Pagi ini aku mau membahas soal setting spray buat oily skin. Tipe kulitku adalah super oily. Keluar rumah bentar aja pasti dah minyakan lagi. Nggak heran kalo blotting paper adalah temanku, kalo nggak ada dia pasti bingung banget soalnya udah kayak wajan baru goreng. Hiks. Susah juga nemuin perawatan muka atau make up yang cocok, sejauh ini sih.Ngomongin soal setting spray, ini adalah barang super tertier yang penting nggak penting. Pentingnya buat setting make up biar lebih tahan lama dan melted natural (maksudnya ga cakey gitu), terus juga bisa buat hidrasi kulit kalo pas cuaca panas, pakai setting spray pasti langsung seger. Nggak pentingnya adalah nggak ada itu juga nggak apa-apa hahaha. Tapi namanya cewek ya... yang nggak penting bisa jadi penting. Aku nyoba beberapa setting spray dari mist dan fix nya MUFE, URBAN DECAY de slick oil control, ELF mist and set, sampai yang terbaru aku coba CAUDALIE grape water. Yang pingin nyoba tapi belum kesampaian adalah Skindinavia Makeup Finishing Spray yang oil control.

Dari sekian banyak yang kucoba, cuma Urban Decay de slick oil control yang juara banget ngurangin minyak berlebih. Dia bisa bikin make up lebih tahan lama dan nggak gampang berminyak. Kalo yang lain sih nggak ngaruh, cuma bikin agak tahan lama dan bikin fresh aja. Urban Decay de slick oil control ini baunya enak, tapi sayang harganya agak menguras kantong. Untuk ukuran 1 oz sekitar 200ribuan. ELF mist and set menang dari segi harga, sekitar 90ribuan untuk 2 oz, tapi sayangnya kurang ngefek dan botol pump nya juga sering nggak beres. Hiks. Untuk mist and fix nya MUFE ya standar aja sih. Yang baru aku coba adalah CAUDALIE grape water. Ini direkomendasiin sama BA di sephora karena dia bener-bener enak dan bikin fresh karena mengandung grape water murni (katanya). Pas dicobain emang bener bikin seger dan teorinya mengandung anti-oxidant. Tapi kalo bisa nahan minyak ya enggak sih. Hiks. Harganya juga lumayan bersahabat dengan besar yang demikian, sekitar 140ribuan. Semoga bisa membantu!




Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora