Skip to main content

My point of view about marriage

Hidup adalah pilihan. Pilihan apa yang kita lakukan saat ini menentukan kita nanti seperti apa. Usia 24 bagiku pribadi adalah usia dimana aku ingin mengejar banyak mimpiku, bersenang-senang dengan teman-temanku, pergi kemanapun yang aku suka, dan membahagiakan keluargaku. Bagiku pribadi, menikah bukan satu-satunya jalan untuk bahagia. Bahagia bisa diraih dengan banyak hal, atau bahkan kebahagiaan bisa didapatkan sebelum menikah.

Kebebasan.

Rasanya goler-goler nonton tv seharian itu menyenangkan. Rasanya nongkrong ketawa-ketawa sama teman itu menyenangkan. Rasanya ngumpul dan nginep bareng sama temen-temen cewek itu menyenangkan. Dan rasanya pergi dengan pacar sekedar makan siang atau nonton juga menyenangkan. Pergi bersama keluarga, membahagiakan orang tua, meraih mimpi untuk bisa sekolah lagi dan pergi traveling keliling Indonesia dan dunia itu juga masih menjadi tujuan hidup. Quality time buat sendiri, sudahkah kita puas dengan itu?
Kalau aku sih belum.

Tidak semua orang mungkin berpikiran sama denganku, dan itu tidak salah. Mungkin mereka sudah dewasa dan bertanggung jawab lebih dari aku. Ini hanya opiniku. Dan sesungguhnya melelahkan di usia ini melihat orang berlomba-lomba menikah, atau ditanya kapan akan menikah.

As my grandmother said to me, nikah itu sama dengan kamu kontrak dengan masalah.
Jadi...menikahlah jika sudah siap dengan semua masalah.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora