Kita pasti pernah mengalami masa-masa tidak percaya diri, takut, cemas, tidak yakin kalau kita mampu. Merdeka dari rasa takut itu hal yang menyenangkan, padahal manusia adalah tempat rasa takut bersemayam. Banyak hal yang membuat kita tidak percaya diri dan tidak yakin kalau kita mampu, yaitu nilai diri yang rendah. Nilai diri ini kita dapatkan dari sendiri, bagaimana kualitas hidup kita sendiri sebagai manusia. Jika nilai diri kita rendah, maka aura yang terpancar adalah tidak baik dan itu tertangkap oleh mata orang lain. Nilai diri yang tinggi bukan berarti kita harus cantik/tampan, kurus, dan berprestasi. Berpakaian yang rapi dan sesuai, bersih, dan cukup persiapan untuk segala sesuatu yang akan kita hadapi. Jadilah versi dirimu yang terbaik. Jika nilai diri kita tinggi, maka tidak ada alasan kita tidak percaya diri dengan kita sendiri dan tidak ada alasan untuk bersikap sombong ataupun bersikap tidak baik terhadap orang lain. Jangan iri dengan orang-orang yang sombong, atau orang-orang yang terlalu banyak gaya, atau orang-orang yang tidak ramah, atau orang-orang yang merasa dirinya tidak butuh orang lain, karena sebenarnya justru mereka adalah orang-orang yang paling insecure terhadap dirinya sendiri. Mereka menutupi kekurangan mereka dan menutupinya dengan sikap kurang ramah yang mereka tunjukkan. Aku pikir itu benar juga. Mungkin dengan seperti itu mereka tidak ingin kekurangannya terlihat orang lain. Dan semoga kita selalu belajar untuk membuat diri kita bernilai karena memang masing-masing kita berharga dan selalu bersikap baik terhadap orang lain. 
   Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora...
Comments
Post a Comment