Skip to main content

Pupuk Bawang - Batu


Hai, kemarin aku sempet main ke cafe yang lagi hits di kota Batu, namanya Pupuk Bawang. Karena nggak jauh dari Malang, makanya aku nyobain kesana. Tempatnya disebelah kantor walikota Batu yang baru, jadi nggak bakalan bingung carinya. Kesan pertama sih oke, karena parkiran mobilnya seperti valet parking, jadi kunci dititipin (ya karena parkirannya juga nggak gitu gede sih). Lanjut masuk ke dalem, untuk area makan indoor, konsepnya tempo dulu, cukup bagus sih, tapi sebagian besar orang milih untuk di outdoor. Untuk area outdoor ya lumayan pemandangannya gunung dan kebun, lumayan adem dan bikin seger mata.
Lanjut ke menu. Menu yang ditawarkan di cafe ini bervariatif sebenernya, tapi harganya ga harga mahasiswa banget hiks. Kebanyakan aku lihat orang-orang jarang yang makan besar, kebanyakan hanya ngemil aja. Untuk main course rata-rata 30-80ribuan dan aku nyoba yang paling murah aja,yaitu mie klunthung alias mie jawa hehehe. Lalu untuk snack berkisar harga belasan ribu. Untuk rasa aku bilang sih cuma lumayan untuk mie klunthung, dan untuk snack-nya sangat disayangkan tidak sebanding dengan harganya yang belasan ribu itu, seperti disajikan tidak begitu panas. Kemarin sempat pesen tahu cabe garam dan tahunya agak keras huhuhu. Kemudian kentang gorengnya diatasnya diberi sedikit keju parut mozarella yang tidak mencair. Untuk minumannya, mereka menyediakan bir dan harganya memang lebih mahal di Malang yah hiks. Tapi mengingat lokasinya di Batu dan tempatnya di jalan raya ya mungkin tidak heran kalau harganya juga tidak murah. Perlu banyak perbaikan lagi di bagian rasa. Sekian review jujur dariku, semoga tidak menyinggung pihak manapun.


Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora