Skip to main content

Review: Warunk Upnormal Malang

Warunk Upnormal. Tempat hits di kota lain ini akhirnya buka juga di Kota Malang. Kenapa ya dipilih Kota Malang. Mungkin karena Kota Malang kebanjiran mahasiswa hehehe. Tempatnya juga berada di tempat yang cukup elite, yaitu di Jalan Pahlawan Trip Ruko 4 & 5. Tempat ini seru karena menjual berbagai kreasi indomie kekinian, roti bakar, pisang bakar, nasi, susu segar, dan kopi. Selain itu jam bukanya pun hingga tengah malam, jadi cocok buat nongkrong.

Ini adalah sebagian menu Warunk Upnormal Malang:





Kreasi Indomie kekiniannya banyak banget, sampe bingng milihnya heheheh. Pada dasarnya Indomie udah enak sih, jadi pasti makin enak kalo ditambah topping yang enak-enak hehehe.
Hari ini aku mencoba Indomie gokil, yaitu indomie goreng biasa ditambah topping kikil (15,5K). Terus aku tambah topping telur setengah matang (3,5K). Temanku memesan Indomie Beef Chilli.


Taraaaa.. menggiurkan bukan. Yaiyalah, Indomie! Yang atas itu Indomie Beef Chilli. Yang bawah itu Indomie Gokil pake kikil, secara aku emang suka banget kikil hehehe. Menurut penilaianku.. mienya masih keras, kurang mateng kalo standarku huhuhu. Kita semua punya standar kematangan Indomie yang berbeda-beda bukan? Terus biasanya kalo aku bikin Indomie dirumah pasti aku tambahin kecap hehehe. Tapi soal kikilnya sih enak dan empuk, banyak lagi. Telor ceplok setengah matengnya juga sempurna. Sayangnya harga minumannya mahal-mahal nih, murahan makanan-makanannya. Selain itu konsepnya juga terlalu kafe, bukan tempat makan. Secara Indomie kan dimakan semenit juga udah abis, jadi nggak enak juga lama-lama disitu karena tempatnya rame banget dan makanannya juga udah abis hehhehehe. Tapi cukup seru sih kreasi Indomienya, tapi harganya aku bilang sih masih termasuk mahal, saingan soalnya sama warung Kayungyun kalo di Malang hehehe. Tempat parkirnya buat mobil juga disayangkan kurang luas. Sekian reviewku, semoga membantu.

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora