Skip to main content

Seoul day 1 : Namsan Tower

Hari pertama di Seoul, saya dan teman-teman mengunjungi beberapa tempat, salah satunya Namsan Tower atau N-Seoul Tower. Perjalanan menggunakan bus kesana sangat menyenangkan karena pemandangan disana sangat indah. Jalan yang menanjak menuju bukit Namsan, memperlihatkan keindahan kota Seoul dari atas. Tower ini adalah landmarknya Seoul. Kendaraan seperti bus, kendaraan pribadi, dan lainnya hanya bisa berhenti 100 meter sebelum tower ini, jadi ya.... kita memang harus jalan menanjak. Saya bayangin kalo ajak bapak saya/orang tua pasti bakal marah-marah hahahhaha. Tapi pemandangan kiri kanannya sangat indah sih, jadi nggak kerasa.

Pengunjung dapat mengunjungi bagian puncak atau observatorium dengan membayar lagi sebesar 10,000 KRW atau sekitar 110,000 rupiah. But it worth the money, karena pemandangan diatas jauh lebih indah lagi. Kita bisa melihat pemandangan kota Seoul secara 360 derajat dan selama naik ke atas dengan menggunakan lift nggak terasa karena disuguhi gambar interaktif
Tapi kalo nggak pengen naik keatas sih nggak apa-apa, dibawah ada restaurant, cafe, dan tempat untuk menggantungkan gembok-gembok cinta yang katanya bakal langgeng kalo nyantolin gembok disini hehehehe. Kalo nggak bawa gembok ga masalah, karena disini ada toko yang jual gembok bentuk love dll seharga 9,000 KRW termasuk spidol permanennya.

Pemandangan Seoul dari Bukit Namsan

Karena nggak tau mau pose apa jadi pose gini aja

Ikutan masang gembok cinta, anggep aja doa biar langgeng ahahaha

Toilet di observatorium deck, siapa yang nggak nyaman di toilet dengan pemandangan seperti ini
Senja di bukit Namsan
Pemandangan disini sangat indah, ya walaupun nungguin bus buat pulang ke kota lama banget sih, ya walaupun ditampar udara dingin minus 6 juga sih. Tapi... tempat ini must visit place banget kalo di Seoul!

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora