Skip to main content

Sebuah Refleksi Diri

Sudah hidup selama 27 tahun di dunia ini dan kali ini mencoba untuk merefleksi diri. Banyak hal yang sepertinya tidak mungkin terjadi, tetapi mampu terlampaui. Dear, diriku sendiri, belajarlah dari pengalaman dan lebih bijaksanalah dalam bertindak.
  • Yang bilang bahwa kamu tidak mampu dan meremehkanmu adalah dirimu sendiri. Kamu bisa melakukan apa yang kamu sangka kamu tidak bisa
  • Kebahagiaan bagiku saat ini bukan dengan hal-hal yang dapat dibeli, tapi lebih dengan pencapaian. Sayangnya pencapaian itu minta syarat yaitu kerja keras yang dilakukan setiap saat, setiap hari
  • Orang sukses itu nggak punya jam kerja. Nggak punya waktu istirahat. Nggak tau rasanya leyeh-leyeh. Masalah yang dateng bukan tiap hari, tapi tiap saat
  • Usia muda itu bukan waktunya seneng-seneng, tapi menukar waktu dengan uang dan kerja keras, setelah itu uang akan mengikuti. Kalo seneng-senengnya dicicil dulu dan dihabis-habisin waktu muda, masa tua akan habis-habisan beneran
  • Carilah cinta yang bukan ingin bersamamu karena kamu punya sesuatu yang mereka mau. Tapi carilah cinta yang bikin kamu bertanya-tanya karena apa yang mereka inginkan adalah melihat kita bahagia dan ingin terus membahagiakan kita
  • Hidup di sekitarmu tidak menunggumu untuk menikmati kebahagiaan ulang tahun. Hidup terus berjalan seperti biasa. Tugas-tugas akan datang seperti biasa. Namun orang-orang yang menyayangimu dengan sungguh akan menjadikan hari itu spesial seperti yang kamu rasakan
  • Apa yang keliatannya happy-happy di sosmed, kayaknya gampang untuk meraih kebanggaan itu, ada keribetan dan kegalauan yang levelnya diatas rata-rata
  • Feeling orang tua kebanyakan benar
  • Kamu bisa merubah karaktermu saat berbicara secara text message. Tapi karakter yang sesungguhnya akan terlihat walaupun berusaha disembunyikan
  • Tidak ada yang lebih baik daripada bersama pria yang mengutamakan restu ibunya dan bukannya memaksakan apa yang dia pilih

Thank you, my self, you've survived. A lot.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora