Jadi prioritas itu menyenangkan. Apalagi jika kita menjadi prioritas bagi seseorang. Apa yang kita mau atau apa yang kita ingin sampaikan selalu didahulukan, mengalahkan urusannya yang lain. Emang bener kalo yang paling berharga yang diberikan orang lain kepada kita adalah waktu, karena waktu emang ga bisa kembali. Dan waktu juga yang menjawab sampai kapan dia memberikan waktunya dengan rela kepada kita. Sayangnya, karena udah terbiasa diprioritaskan, kita menganggap hal itu hal biasa dan kita lupa kita bisa kehilangan itu sewaktu-waktu. Nilaimu bagi seseorang ya terletak sejauh mana kamu diprioritaskan oleh orang tersebut. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang tidak menghargai orang lain yang memprioritaskan kita, secara sukarela,bukan karena pangkat atau kedudukana atau dari apa yang kita miliki.
Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora...
Comments
Post a Comment