Skip to main content

Living with oily skin : Avène Hydrance Optimale Hydrating Serum



Punya kulit yang oily atau tambang minyak emang ga gampang dan harus sabar karena kebanyakan skin care yang di review bagus biasanya memang bukan diperuntukkan buat kulit berminyak. Paling nggak pede kalo nggak bawa oil paper, pasti langsung bingung. Belum lagi kalo tiap 2 jam harus pake kertas minyak biar ga kileng-kileng. Pas bangun tidur juga muka pasti berminyak dan kusem. KZL.
Love and hate relationship sih sebenernya, karena justru produksi minyak berlebih itu bikin keriput lebih lama munculnya dan juga kita punya mosturizer alami. Entah kenapa di Indonesia sekarang beberapa beauty blogger pada suka pake highlighter. Bagiku, tanpa highlighter aja udah tampak berkilauan. In negative term I mean.
Aku baru menyadari bahwa banyak banget uang yang dikeluarkan untuk skincare atau make up yang nggak pas buatku.Kemakan banyak review di internet. Dan itu melelahkan hati. Kebanyakan yang berlabel matte itu nggak sungguh-sungguh bikin matte. Ya mungkin bikin matte-nya dikulit yang nggak oily. Tapi itu kebanyakah sih, apalagi yang harganya nggak terlalu mahal. Ada harga (biasanya) ada kualitas, bukan?

Waktu di Padang kemarin, sempet ke booth-nya Avene dan nyoba beli Avène Thermal Spring Water yang katanya okeh itu. Lumayan, beli yang 150ml cuma Rp145.000,- dan dapet beberapa sample dari Avene, antara lain Hydrance Optimale Hydrating Serum | Avène
Aku mempunyai ekspetasi tinggi terhadap Avène Thermal Spring Water dan sejauh ini memang oke sih bisa bikin muka kerasa seger dan butiran air yang keluar dari spray nya jug halus banget. Tapi nggak ngaruh sama produksi minyak yang nggak karuan ini. Aku tidak mempunyai ekspetasi apa-apa terhadap Hydrating Serum Avene karena toh ini produk untuk kulit sensitif dan butuh hidrasi. Tapi.....ternyata serum ini bener-bener oke! Waktu kupakai malam hari, pada pagi harinya bangun dengan wajah yang ga berminyak kayak dulu. Minyak masih ada sedikit di bagian T-zone. Saat kupakai pagi hari, seharian minyak bener-bener berkurang dan kulit terasa lembut dan halus. Avene claims that this product contains a high concentration of soothing and calming Avène Thermal Spring Water provides the skin with a boost of continuous hydration for 24 hours. And it's true. Yeay. Akhirnya aku beli yang real size-nya di Sociolla dan menemukan produk yang lumayan cocok buat kondisi kulitku. Menemukan produk yang tepat memang susah sih. Intinya tiap kulit kita itu berbeda. Ada yang cocok dengan produk A, ada yang tidak. Yang penting tau dasarnya. Misalnya, kulit berminyak itu nggak cocok pakai BB cream atau CC cream karena pasti bakal produksi makin banyak minyak dan sebenernya kulit berminyak kata dokter spesialis kulit sih nggak butuh mosturizer. 

Sekian dulu review ala-ala beauty blogger-nya. Semoga bisa membantu kalian yang mungkin punya masalah hidup sama denganku!:)

Comments

Popular posts from this blog

Cerita menginap di Bandara Terminal 2D Soekarno-Hatta

Tengah malem ini aku mau sharing tentang perjalananku menuju Hong Kong yang agak "loncat-loncat". Maklum tinggal di Kota Malang begini adanya. Jadi ceritanya flight-ku baru besok jam 4 pagi dari Jakarta ke Hong Kong via Singapura. Yang mana hari ini dengan pesawat Garuda paling malem aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Jalan panjang bro dan jadinya ngemper di Terminal 2D sekitar 5 jam. Pengalaman nginep bandara. Jadi kali ini aku mau sharing sedikit mengenai gimana pindah terminal, nginep di bandara, dan transit. Turun di Terminal 3 Ultimate membuatku takjub. Makin cakep aja, udah menuju kayak Changi nih. Oh ya sebenernya kekurangan dari turun di Terminal 3 ini adalah pesawat menuju tempat parkirnya jauh banget dari runway landingnya jadinya "molor" kedatangannya, belum lagi kalo ga ada fasilitas garbarata. Masih naik bus lagi ke terminal kedatangan.  Tapi mungkin juga masih dalam tahap perbaikan ya. Seperti biasa kalo pake Garuda nunggu bagasinya ga lama-la

Fathers and Daughters (2015) sinopsis

Aku baru menonton film Fathers and Daughters yang katanya bagus. Wew, personally, it's like my own story. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang merupakan penulis yang harus merawat dan membesarkan putrinya seorang diri setelah istrinya meninggal akibat kecelakaan. Sang ayah pun yang keuangannya tidak stabil harus berjuang menulis novel agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Padahal, sang ayah juga keadaannya tidak sehat secara mental. Terlihat bagaimana perjuangan sang ayah untuk membesarkan putrinya mati-matian dan juga adanya konflik dari keluarga adek ipar sang ayah yang ingin mengadopsi putrinya. Sang ayah pun meninggal setelah menyelesaikan novel Fathers and Daughters yang akhirnya mendapat penghargaan tertinggi untuk karya sastra. Plot cerita di film ini maju dan mundur, karena diceritakan juga kehidupan sang anak yang bernama Katie saat dewasa. Ia adalah seorang psikolog yang di hidupnya ia merasa ada yang salah atau kosong. Sampai ia pun akhirnya bertemu dengan seora

Survival tips: Jadwal bus Malang-Blitar pagi

Internship di Wlingi Kabupaten Blitar, indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang hehehe. Bagi yang berasal dari Kota Malang, internship di Wlingi sebenarnya cukup menyenangkan. Hanya berjarak 1,5 jam kalau naik kendaraan pribadi dan 2 jam jika menggunakan bus. Aku mau berbagi sedikit survival tips jika ingin ke Wlingi pada pagi hari menggunakan bus dari Malang jurusan ke Blitar/Trenggalek, bisa berangkat dari Terminal Arjosari menggunakan bis besar atau naik bus Bagong dari Kacuk. Sebenarnya aku lebih nyaman menggunakan bus Bagong dari Kacuk karena lebih nyaman aja menggunakan bus kecil dan rasanya juga lebih aman. Biasanya yang naik bus Bagong adalah orang-orang bekerja yang tiap hari naik bus yang sama. Kalau di Terminal Arjosari sih sepengalamanku, bis-nya agak nggak pasti. Kalau bis Bagong jam-nya lebih pasti. Tergantung tempat kalian tinggal juga sih lebih dekat kemana. Rata-rata dikenakan tarif 15 ribu rupiah aja kok. Jika berangkat dari Terminal Arjosari , usahakan pukul